Peringatan Hari K3, Pemadam Bantul Latih Karyawan BLK Bantul
bpbd.bantulkab.go.id – Peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diperingati dengan upacara dan simulasi penanganan kebakaran, di Balai Latihan Kerja (BLK) Bantul Jl. Parangtritis KM12,5 Jetis Bantul, Selasa (9/2/2016). Upacara peringatan hari K3 diikuti oleh SKPD se-Kabupaten Bantul dan perwakilan perusaahaan yang ada di Kabupaten Bantul.

Membacakan sambutan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul Susanto, SH, MM, peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada tanggal 12 Januari tahun 2016 merupakan tahun kedua bagi bangsa Indonesia untuk berjuang, berperan aktif dan bekerja secara kolektif dan terus menerus dalam mewujudkan “Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2020”.

Tema Bulan K3 Nasional Tahun ini mengambil tema pokok, “Tingkatkan Budaya K3 Untuk Mendorong Produktivitas dan Daya Saing di Pasar Internasional“.

Sebelum simulasi penanganan kebakaran dilakukan, petugas Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul memberikan pelatihan singkat kepada karyawan Disnakertrans dan perwakilan ahli K3 yang mengikuti peringatan hari K3 tahun 2016.(aka/foto fajar)

BPBD DIY Fasilitasi Desa Seloharjo Menuju Desa Tangguh Bencana

BPBD DIY Fasilitasi Desa Seloharjo Menuju Desa Tangguh Bencana
bpbd.bantulkab.go.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan dukungan anggaran, untuk pembentukan dan pengembangan desa tangguh bencana (destana) Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Bantul. Seloharjo merupakan salah satu desa yang memiliki potensi ancaman bencana tanah longsor di Kabupaten Bantul. Selain Seloharjo, pada awal tahun 2016 ini, desa yang akan mendapat dukungan pembentukan dan pengembangan destana adalah desa Selopamioro Kecamatan Imogiri.

Secara resmi, kegiatan dibuka oleh Camat Pundong Drs. Sukrisna Dwi Susanta M.Si, Selasa (9/2/2016).

Camat Pundong berpesan, “dengan adanya pembentukan dan pengembangan desa tangguh bencana, diharapkan nantinya Seloharjo menjadi desa yang tangguh dan tanggap dalam menghadapi bencana”.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Drs. Dwi Daryanto, MSi, mengajak seluruh peserta kegiatan, untuk menjadi motivator penanggulangan bencana di desa.

“desa tangguh adalah desa yang mampu bangkit sendiri, dan mari berpacu dalam pengurangan risiko bencana. Modal sudah ada, yaitu sudah terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Seloharjo”, tambahnya.

Sesuai hasil kajian yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bantul, Desa Seloharjo merupakan salah satu desa yang memiliki zona merah rawan longsor, dari 16 desa tersebar di tujuh kecamatan. Dari 16 desa tersebut setidaknya ada sebanyak 2.400 rumah yang terancam bahaya.

Hadir dalam sosialisasi dan pembukaan kegiatan, Kepala Seksi Pencegahan BPBD DIY Budi Supardi, Polsek Pundong, Koramil Pundong dan Kepala Dusun se-Seloharjo.(aka)

Desa Srimartani Gelar Simulasi Bencana Tanah Longsor

Desa Srimartani Gelar Simulasi Bencana Tanah Longsor
bpbd.bantulkab.go.id – Pemerintah Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Bantul dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Srimartani, menggelar simulasi bencana tanah longsor, Minggu (7/2/2016). Kegiatan ini dilaksanakan secara mandiri, yaitu dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), serta secara parsitipatif yaitu melibatkan 400 warga masyarakat desa Srimartani.

Disimulasikan, terjadi tanah longsor di dusun Bulusari dan Sanansari, desa Srimartani, kejadian bencana ini mengakibatkan ratusan warga mengungsi, puluhan warga mengalami luka dan belasan orang meninggal dunia. Merespon kejadian tersebut, puluhan relawan dikerahkan untuk melakukan pencarian, pertolongan serta membuka pengungian dan memberikan pelayanan dapur umum. Simulasi berakhir, setelah semua korban berhasil ditangani.

Disela-sela pelaksanaan simulasi, Ketua FPRB Kecamatan Piyungan Amad Yani, menjelaskan, kegiatan simulasi ini dalam rangka mensiap siagakan warga dan FPRB maupun relawan secara umum, dimana di Srimartani, banyak warga yang tinggal di lereng-lereng, yang mana wilayah tersebut berpotensi longsor, setiap tahun pasti terjadi longsor, sehingga dengan adanya simulasi, masyarakat terbiasa dan selalu siap siaga menghadapi kejadian tersebut, jelasnya.

Dalam simulasi ini, pos lapangan berada di SD Sanansari,  selain warga, terlibat dalam kegiatan ini, Pemerintah Desa Srimartani, FPRB Srimartani, Koramil Piyungan, Polsek Piyungan, Kecamatan Piyungan, RAPI Piyungan, Puskesmas Piyungan, Linmas desa dan BPBD Kabupaten Bantul.(aka/foto fatah)



 
Top