Suasana pembukaan Diklat Teknis Mendukung Produksi Daging Sapi Potong di BKP3
Penetapan kebijakan empat target utama pembangunan Kementerian Pertanian membawa konsekuensi terhadap pengelolaan penyelenggaraan pengembangan sumberdaya manusia pertanian. Implikasi dari kebijakan ini adalah semua program pendidikan dan pelatihan pertanian diarahkan dan difokuskan pada dukungan tercapainya tujuan dan sasaran target utama pembangunan pertanian, yaitu (1) pencapaian swasembada pangan dan swasembada berkelanjutan, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan (4) peningkatan kesejahteraan petani.

Oleh karena itu, dalam rangka mendukung ketercapaian target utama tersebut Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Malang melaksanakan Diklat Teknis Mendukung Produksi Daging Sapi Potong, untuk wilayah DIY diselenggarakan di Kab. Sleman dan Kab. Bantul. Untuk aparatur dilaksanakan pada 15-21 Februari 2016 bertempat di BP3K Kec. Srandakan, sedangkan untuk diklat non aparatur akan dilaksanakan pada pada 24 Februari-1 Maret 2016 di BP3K Kec. Piyungan. Peserta adalah Penyuluh Pertanian Aparatur yang bertugas di kawasan  sapi potong dan penyuluh pertanian swadaya, Pengurus Kelompok, calon dan atau pengelola Sentra Peternakan Rakyat. Narasumber dan fasilitator dari BBPP Batu, BKP3 Kab. Bantul, Dipertahut Kab. Bantul, serta praktisi kelompok ternak.

Tujuan diklat bagi aparatur yaitu untuk meningkatkan kapasitas  penyuluh pertanian dalam rangka mendukung produksi daging sapi potong khususnya tentang : pembuatan konsentrat, pembuatan silase, fermentasi jerami dan penanganan kelahiran. Sedangkan pada diklat non aparatur adalah untuk meningkatkan kapasitas  penyuluh pertanian swadaya, pengurus kelompok ternak, dan Pengelola Sentra Peternakan Rakyat,  dalam rangka mendukung produksi daging sapi potong, sesuai dengan permasalahan dan solusi yang dibutuhkan peternak setempat, antara lain : pembuatan konsentrat, fermentasi jerami, deteksi birahi, perkandangan dan penanganan kelahiran. Pola pelatihan dirancang dengan kegiatan pembekalan, pendalaman dan pemantapan, kemudian dilanjutkan dengan Kunjungan Lapang dan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL). (PM)
 
Top