Seminar Akselerasi Implementasi Inpres Nomor 5 Tahun 2004
Rabu, 30 Desember 2015 Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menyelenggarakan Workshop Akselerasi Implementasi Inpres Nomor : 5 Tahun 2004 dengan tema “ Kebahagiaan Meningkatkan Kinerja Birokrasi”. Peserta terdiri dari Kepala SKPD se-Kabupaten Bantul, Camat se-Kabupaten Bantul, dan BUMD di Kabupaten Bantul dengan narasumber Bapak Ketut Sumedana, SH., MH. (Kepala Kejaksaan Negeri Bantul). Materi yang disampaikan adalah Kebahagiaan Mencegah Korupsi Sejak Dini dan Meningkatkan Kinerja Birokrasi, Bertindak sebagai moderator yaitu Inspektur Kabupaten Bantul (Bapak Bambang Purwadi Nugroho, SH, MH). Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul  (Bapak Drs. Riyantono, M.Si) memberikan sambutan dan menyampaikan bahwa bahwa reformasi birokrasi yang digulirkan oleh pemerintah belum mampu memperbaiki budaya birokrasi, terutama menekan perilaku birokrasi yang cenderung korup.

Sumber penyakit birokrasi pada dasarnya dapat diidentifikasi dari 2 fokus, yaitu internal dan eksternal. Sumber internal berasal dari kelemahan dan kegagalan sistem yang ada di birokrasi itu sendiri. Secara internal, timbulnyaperilaku korup dalam birokrasi juga disebabkan lemahn ya system pengawasan internal. Secara eksternal, penyakit korup dalam birokrasi bisa disebabkan oleh relasi antar berbagai system yang terkait, misalnya intervensi politik. Factor eksternal lain adalah  budaya masyarakat yang sangat permisif dan menjadikan suap/gratifikasi dalam proses pemerintahan dan pelayanan publik sebagai hal yang biasa. Artinya, terjadi penawaran dan permintaan antara birokrasi dan masyarakat untuk sebuah pelayanan. Kesadaran masyarakat untuk mengawasi perilaku birokrasi juga cenderung apatis, meskipun secara kasat mata mereka menyadari akan perilaku kprupsi birokrat. Materi yang disampaikan oleh Bapak Ketut Sumedana adalah Kebahagiaan Mencegah Korupsi Sejak Dini dan Meningkatkan Kinerja Birokrasi. Kebahagiaan menghasilkan : Produktif, Optimis, Solutif, alternative, inovatif, kreatif, Orientasi diri. Kegagalan bukan keberhasilan yang tertunda (kegagalan sesungguhnya apabila tidak mau bangkit dan berusaha lagi). Kegagalan dalam Kebahagiaan merupakan sarana pembelajaran yang dapat menghasilkan kreatifitas/inovasi, alternative/solusi, dan peluang baru/kesempatan.

Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi kebahagiaan yaitu : implementasi dari perasaan Negatif dan bertentangan dengan kebahagiaan itu sendiri, Lingkungan (diri sendiri, keluarga, masyarakat, tempat pendidikan dan kerja serta pergaulan sehari-hari), sistem yang berlaku (IpoleksusbudHankam, budaya, adat istiadat). Perasaan tanpa pikiran : Si tolol berhati emas. Pikiran tanpa perasaan membentuk kepintaran berhati batu. Kegelisahan : kesenangan Duniawi (Hiburan), Imbalan Materi/kekayaan, Kemewahan, Popularitas, nama besar, Pangkat/Jabatan. Ketenangan : Kesederhanaan, Rasa belas kasihan, kasih saying dan kebijaksanaan, selalu bersabar, ikhlas dan bersyukur, meditasi. Pola hidup bahagia : Five Simple Ruler For Happiness (free your heart from hatred, free your mind from worries, live simply, give more, expect less). Step to happiness ( think less, feel more), (frown less, smile more), (talk less, listen more), (judge less, accept more), (watch less, do more), (complain less, appreciate more). Bukan bahagia yang menjadikan kita bersyukur tetapi dengan bersyukur akan menjadikan kita bahagia. Sukses adalah meraih apa yang kita inginkan, bahagia adalah menerima dan menyukai yang telah diraih, bersyukur adalah menyisihkan yang dipunyai untuk membantu sesama. Beberapa langkah untuk mencapai kebahagiaan : bermeditasi 5 (lima) menit, mencatat 3(tiga) hal kebaikan yang mudah dilaksanakan, melakukan 1 (hal) kebaikan dalam setiap hari.
 
Top