Bahayanya Kelompok Gafatar
Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) kini menjadi sorotan. Pasalnya gerakan yang dilarang MUI ini tengah bergrilia mencari pengikut. Salah satunya, dr Rica Tri Handayani yang hilang selama 11 hari yang diduga bergabung dengan Gafatar hingga akhirnya Rica ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton Charliyan meminta masyarakat waspada terhadap Gafatar. Kelompok ini tidak menyerang fisik melainkan ideologi. Anton mencontohkan, dalam Gafatar mereka mengaku Islam namun tidak diharuskan shalat dan berpuasa. Termasuk tidak naik haji, point-point itulah yang dianggap berbahaya dari sisi ideologis.

"Kelompok ini menyasar semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa," kata Anton.

Gafatar cenderung mencari orang muda untuk direkrut sebagai anggotanya, mereka cenderung merekrut orang-orang muda karena lebih produktifit.

Anton melanjutkan Polri juga berkoordinasi dengan semua pihak, baik kampus hingga ulama untuk mewaspadai jaringan ini. Ia juga meminta masyarakat aktif melaporkan kepada pihak berwajib apabila menemukan orang-orang yang terindikasi tergabung dengan Gafatar.

Lebih lanjut, dalam ajarannya Gafatar tidak menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup zaman seperti yang ada di Al-Qur’an.

"Salah satu pernyataannya (kelompok Gafatar), Nabi Muhammad bukan nabi terakhir, tapi ada utusan terakhir yakni AH yang ada di LP Cipinang yang merupakan guru besar utusan Gafatar ini," ungkap Anton.

Tidak hanya itu, salah satu guru besar kelompok ini juga ada yang diproses hingga ke pengadilan di Sulawesi Tenggara. Meskipun guru besar Gafatar sedang berada di dalam LP, Polri tetap mendalami kemungkinan munculnya pemimpin baru dari kelompok ini.

"Sedang kami dalami, biasanya mereka kalau ada pimpinan yang ditangkap, mereka siapkan pimpinan baru di Indonesia. Ideologinya tidak pernah mati," ungkap Anton.

Sebanyak 13 Anggota Jamaah Tablik Asal Sulawesi, Tidak Diijinkan Tinggal Di Tirtomulyo

Sebanyak 13 Anggota Jamaah Tablik Asal Sulawesi, Tidak Diijinkan Tinggal Di Tirtomulyo

Sebanyak 13 Anggota Jamaah Tablik Asal Sulawesi, Tidak Diijinkan Tinggal Di Tirtomulyo

Rabu, 13 Januari 2015 pukul 10.00 Wib, sebanyak 13 anggota jamaah Tablik asal kota Pare Pare Sulawesi Selatan menemui Pj Lurah Tirtomulyo Kretek Bantul di kantornya.

Hadir dalam kesempatan tersebut Pj Lurah Tirtomulyo Sarjiman Sip, Me, Kabag Pem Desa Tirtomulyo Agus Sutapa dan Bhabinkamtibmas Desa Tirtomulyo Brigadir Suharyono .

Adapun maksud kedatangan para anggota Jamaah Tablik tersebut untuk meminta izin tinggal di wilayah Tirtomulyo. Setelah terjadi dialog yang panjang akhirnya Pj Lurah Tirtomulyo tidak mengijinkan kelompok jamaah Tablik tersebut tinggal di wilayah Tirtomulyo Kretek Bantul.

Adapun para jamaah tablig tersebut masing masing bernama Saiful Syahrir selaku pimpinan, Suardi, Abduh Rahman, Zakaria, Arafah, Abdul, Aidil, Nasir, Idris, Adi Hidayat, Nisih Hasan, Rusli dan Abdulloh.

Sebelumnya para Jamaah tablik ini juga telah melaporkan diri datang ke Polsek Kretek menunjukan surat jalan dari pimpinan jamaah tablik asal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta. 

Dalam kesempatan tersebut Kapolsek Kretek juga memberikan arahan agar mereka bisa menyesuaikan diri dan bisa berkomunikasi dengan masyarakat serta menjaga tatatertib diwilayah setempat. (Sihumas Polsek Kretek)

Pengajian Rutin TNI Polri PNS

Pengajian Rutin TNI Polri PNS
Rabu tanggal 13 Januari 2016 pukul 08.00 wib, di Masjid Agung Manunggal Bantul berlangsung  pengajian rutin PNS, TNI, Polri Kabupaten Bantul tahun 2016. Pengajian dihadiri Wakil BUpati Bantul terpilih H. Abdul Halim Muslih, staff Ahli Bupati Bantul, jajaran TNI, Polri, PNS Pemda Bantul, serta karyawan BUMN dan BUMD Kabupaten Bantul.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dan dilanjutkan dengan tausyiyah yang disampaikan oleh ustadz H Imam Syafi'i dari Yogyakarta dengan tema "Memantapkan hidup terarah dan sejahtera".

Dalam tausyiyahnya ustadz H. Imam Syafi’I mengatakan, ada tujuh target dalam mencapai hidup terarah dan bahagia. Yang pertama, Hidup Sukses. Hiduplah berbuat baik kepada sesama, diri kita,  membangun kepercayaan yang lebih baik dan selalu ingat  Allah Swt baik dalam keadaan senang maupun susah. 

Kedua  Derajat Harkat. Niatilah ibadah karena Allah Swt. Apapun yang kita kerjakan dengan semangat tinggi, ilmu, keberanian dan terencana serta terprogram. Ketiga Pandai Banyak Bersyukur. Nikmat yang diraih dari Allah Swt, selalu menjauhi kemungkaran dan kemaksiatan.

Target keempat adalah Ampunan Dosa. Mengugurkan dosa kecil dan besar banyak introfeksi diri, selalu beribadah kepada Allah Swt. Kelima Mati Khusnul Khotimah dengan cara berjuanglah dijalan Allah Swt. 

Keenam Masuk surga dengan cara menjalankan semua perintah dan menjauhi segala laranganNya. Sedangkan target ketujuh adalah menjaga kejujuran. Selalu berbuat baik dan jujur agar selamat dunia akhirat.

Pengajian tersebut  dihadiri sekitar 800 jamaah dan berakhir jam 09.00 wib berjalan aman dan kondusif. (Sihumas Polsek Bantul)

Tabligh Akbar Milad Muhammadiyah Ke 46 SMK 1 Muhammadiyah Bantul

Tabligh Akbar Milad Muhammadiyah Ke 46 SMK 1 Muhammadiyah Bantul
Selasa, 13 Januari 2016 pukul 20.00 Wib, personil Polsek Bantul melaksanakan pengamanan tabligh akbar dalam rangka Milad Muhammadiyah ke 46 SMK 1 Muhammadiyah Bantul kegiatan di SMK 1 Muhammadiyah Bantul. Kegiatan tersebut mengambil tema "Tablig Akbar Gerakan Pencerahan Menuju Musaba Berkemajuan dalam rangka Milad Muhammadiyah ke 46 SMK Muhammadiyah 1 Bantul".

Hadir dalam pengajian tersebut, Ketua Muhammadiyah Yogyakarta DR. H. Haedar Nasir MSi, Wakil Bupati Bantul terpilih H.Abdul Halim Muslih, Ketua Muhammadiyah Bantul Drs. Saebani MA. MPd, Guru dan murid SMK Muhammadiyah 1 Bantul serta warga sekitar 800 orang.

Ketua Muhammadiyah Bantul Drs. Saebani MA. MPd. Dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran DR. H. Haedar Nasir MSI dan Bapak. H. Abdul Halim Muslih, serta jamaah sekalian. Menurutnya SMK 1 Muhammadiyah Bantul ini merupakan tonggak berkembangnya generasi muda Muhammadiyah, “Semoga SMK 1 Muhammadiyah Bantul ini semakin berkembang agar bisa menyiarkan agama, “ ujar Saebani.

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul terpilih, H. Abdul Halim Muslih dalam sambutannya mengatakan, sebentar lagi kita akan menghadapi MEA, dimana perlunya menyiapkan generasi muda untuk menghadapi perdagangan bebas. “Selain itu juga kami juga berharap agar SMK Muhammadiyah Bantul dapat meningkatkan kemampuan agar generasi Bantul tidak jauh tertinggal, semoga SMK 1 Muhammadiyah Bantul dapat semakin maju,” harap Abdul Halim.

Acara dilanjutkan dengan tausyiyah oleh Ketua Muhammadiyah Yogyakarta DR. H. Haedar Nasir MSi. Dalam tausyiyahnya beliau menyampaikan, selama ini, Muhammadiyah dengan spirit pembaharuannya telah berjuang untuk mencerahkan, mencerdaskan kehidupan bangsa. Muhammadiyah juga membangun karakter umat dan bangsa kita yang harmonis dan berkemajuan, serta memegang komitmen gerakannya sebagai pembawa misi Islam yang maju.

“Muhammadiyah harus selalu tampil menjadi agen perubahan yang bersifat transformatif menuju terbangunnya peradaban manusia yang utama,“ tutup Haedar. (Sihumas Polsek Bantul)

Lakalantas Di Jalan Parangtritis, Mister X Meninggal Dunia Ditempat

Lakalantas Di Jalan Parangtritis, Mister X Meninggal Dunia Ditempat
Seorang laki laki mister X meninggal dunia dalam sebuah lakalantas di jalan Parangtritis Km 45 depan Dealer Suzuki dusun Saman Bangunharjo Sewon Bantul, Selasa, 12 Januari 2016 sekira pukul 08.30 Wib,

Saksi Wasido (44 Tahun) warga Dondong Rt. 04 Jetis Saptosari Gunung Kidul menjelaskan, saat Truck Dyna AB-8179-HS melaju dari arah selatan ke utara sesampainya di TKP datang sepeda motor yang dikendarai dua orang laki laki tidak dikenal dari arah utara ke selatan. 

Namun saat di TKP, pembonceng sepeda motor tersebut terjatuh di sebelah barat as jalan sehingga kepala pembonceng itu terlindas roda belakang kanan Truck langsung meninggal dunia di tempat. Sedangkan pengendara sepeda motor malah melarikan diri meninggalkan pemboncengnya, jelas saksi.

Adapun ciri ciri korban mister X yaitu Laki-laki, umur sekitar 28-30 tahun, badan kurus, gigi tongos, tinggi badan 168 Cm, rambut lurus, memakai baju kaos warna merah dan celana warna biru jeans. 

Korban mister X saat ini berada di RS Panembahan Senopati Bantul. Sedangkan Sopir Truck Ngatiman (34 Tahun) warga Plambongan Rt. 02 Triwidadi Pajangan Bantul beserta trucknya diamankan Polisi. 

Kanit Laka Satlantas Polres Bantul, Iptu Budi Haryanto menjelaskan, dugaan sementara pemboceng ngantuk lalu jatuh terlindas ban truk. Sampai saat ini kami masih melakukan penyelidikan. Identitas korban belum diketahui karena korban tanpa identitas, sedangkan pengendara sepeda motor lari,” jelas Kanit.

Saat ini kami sudah menyebar foto ke Polsek-Polsek, warga dan stasiun radio guna membantu mengidentifikasi korban, jelasnya kepada petugas Humas Polres Bantul, Rabu, 13 Januari 2016. (Sat Lantas)

Byur, Mobil Masuk Sungai di Sanden

Byur, Mobil Masuk Sungai di Sanden

Byur, Mobil Masuk Sungai di Sanden

Sebuah mobil Katana yang dikemudikan Bagas Pranata (28 tahun) warga Baciro Gondokusuman Yogyakrata, masuk sungai di Jalan Samas Srabahan Srigading Sanden Bantul, Rabu, 13 Januari 2016 sekitar pukul 05.00 Wib.

Kejadian berawal saat mobil Katana dengan No Pol AB 1593 YB melaju dari arah utara ke selatan. Sesampainya di tempat kejadian, datang dari arah berlawanan sebuah mobil yang melaju terlalu kekanan, sehingga untuk menghindari terjadinya tabrakan, Bagas Pranata membanting stir mobil ke kiri. Dan byur, mobil masuk dalam sungai.

Beruntung dirinya dan ketiga teman-temannya yang berada dalam mobil yakni, Bima Perkasa, Noviana Ayu Proborutmi dan si pemilik mobil, Fauzi Nugraha tidak mengalami luka-luka. Mereka mampu keluar melalui pintu mobil, sesaat mobil terperosok masuk ke dalam sungai.

Petugas Polsek Sanden yang mendapat laporan adanya kecelakaan tersebut segera meluncur ke tempat kejadian. Sesampainya di TKP, petugas langsung mengamanakan TKP dan bersama-sama warga petugas memberikan pertongan pertama kepada para korban. Mobil naas tersebut baru berhasil dievakuasi sekitar pukul 06.30 Wib dengan bantuan mobil derek setelah sebelumnya sempat menjadi tontonan warga. (Sihumas Polsek Sanden)

Sebanyak 350 Pohon Mahoni Ditanam Di Jalan Raya Pandansimo

Sebanyak 350 Pohon Mahoni Ditanam Di Jalan Raya Pandansimo
Selasa, 12 Januari 2016 mulai pukul 08.00 Wib, telah berlansung kegiatan penghijauan dengan penanaman pohon mahoni sebanyak 350 batang disepajang Jalan Raya Pandansimo dan di sekitar lapangan sepak bola Kedungbule, Trimurti, Srandakan.

Kegiatan ini dipimpin oleh Danramil Srandakan Kapten Inf Diya S dan dihadiri oleh Kapolsek Srandakan Kompol Endang Suprapto, SH Lurah Desa Trimurti Srandakan Agus Purwaka, ST, Tim Radio pancar Ulang Palapa Yogyakarta, Personel TNI Polri dari Koramil dan Polsek Srandakan serta siswa-siswi SMA Negeri 1 Srandakan.

Menurut Danramil tujuan penanaman pohon ini adalah agar wilayah Kecamatan Srandakan terlihat sejuk dan rindang. Kegiatan berakhir pada pukul 10.00 Wib dengan aman dan tertib. (Sihumas Polsek Srandakan)

Tahukan anda apa itu GAFATAR…?

Tahukan anda apa itu GAFATAR…?
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa orang menghilang di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tak sedikit yang hilang itu adalah tenaga medis dan dokter. Yang paling santer adalah informasi raibnya dokter Rica Tri Handayani bersama anak balitanya.

Selain dokter Rica, seorang pegawai berstatus Aparatur Sipil Negara alias PNS di RSUP Sardjito Yogyakarta juga menghilang setelah mengajukan cuti. PNS itu menghilang bersama suami dan anak-anaknya. Sementara di Banyumas, Jawa Tengah, kasus serupa juga terjadi.

Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan dokter Rica terlibat organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Dokter Rica terlibat organisasi terlarang itu sejak kuliah di fakultas kedokteran di salah satu perguruan tinggi swasta.

“Benar dokter Rica dulu sempat aktif sebagai anggota Gafatar saat masih kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di sini,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Yogyakarta, Kombes Pol Hudit Wahyudi, seperti yang dikutip dari metrotvnews.com

Hudit juga mengungkapkan orang yang hilang selain dokter Rica juga terlibat Gafatar. Yakni dokter Diyah Ayu (Jawa Tengah). Dua dokter tersebut, lanjut Hudit, sempat menjalani studi satu kampus dan juga aktif di Gafatar.

“Setelah menjadi dokter, keduanya diam-diam ikut Gafatar di wilayah masing-masing,” ujarnya.

Setelah lulus kuliah, Rica menjadi dokter di tempat asalnya, di Lampung. Rica hilang di Yogyakarta saat setelah bertemu suaminya di Sleman yang kemudian dijemput orang bernama Eko.

Sekadar informasi, Gafatar merupakan organisasi yang dilarang pemerintah sesuai surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor 220/3657/D/III/2012 tanggal 20 November 2012. Organisasi ini dilarang lantaran menyebutkan bahwa salat dan puasa Ramadan tidak wajib.

Gerakan Fajar Nusantara

Pernah dengar sekte sesat “Gerakan Fajar Nusantara” (Gafatar)? Jika belum, mungkin anda pernah mendengar ada satu sekte sesat dulu bernama “Al Qiyadah Al Islamiyah” pimpinan Ahmad Mushoddeq.

Ya, benar. Gerakan Fajar Nusantara atau biasa disingkat Gafatar ini merupakan penjelmaan dari Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang dulu dipimpin oleh Ahmad Mushoddeq.

Setelah sekte sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah dibubarkan secara formal, dedengkotnya tak berhenti sampai disitu saja, mereka membuat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Bahkan sebelum menjadi Gafatar mereka sempat menamakan diri mereka Komunitas Millah Abraham (Komar) namun tak berlangsung lama, hingga kini mereka menjadi Gafatar, seperti yang dikutip dari voaislam.

Keberadaan Gafatar bermula pada Januari 2012 ketika salah satu pentolan Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang bernama Mahful Muis Tumanurung memutuskan untuk menutupi organisasi sesat ini dengan kedok Organisasi Masyarakat (Ormas) yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.

Gafatar marak ditemui di daerah Sulawesi, terutama di daerah Gowa, hingga kemudian membuat warga Muslim Gowa menjadi resah dan menuntut sekte sesat Gerakan fajar Nusantara dibubarkan.

Desakan untuk pembubaran sekte sesat Gafatar juga datang dari anggota DPRD Gowa, sebagaimana yang diwakili oleh Ketua Komisi IV DPRD Gowa, Asrul Makkaraus.

“Saya kira memang pemerintah sudah harus mengambil tindakan tegas terhadap keberadaan Gafatar. Semua kan sudah jelas, pernyataan Majelis Ulama Indonesia Gowa itu sudah sangat jelas. Jika keberadaan Gafatar itu memang sesat,” ungkap Asrul Makkaraus.

Seruan untuk membubarkan Gafatar juga datang dari Majelis Ulama Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua Komisi Dakwah Khusus MUI Pusat Ustadz Abu Deedat Syihab, MH.

“Saya sudah menyampaikan ke KH Ma’ruf Amin tentang perubahan nama itu,” kata Ustadz Abu Deedat.

Lebih jauh Ustadz Abu Deedat juga menjelaskan sekilas tentang Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar yang telah menyebar hingga Aceh, Papua, dan Jakarta.

Menurut Ustadz Abu Deedat, Gafatar tidak ada bedanya dengan Al-Qiyadah Al-Islamiyah.

“Gafatar itu komunitas millah abaraham. Mereka itu mengubah nama, dulu Al Qiyadah Al Islamiyah (Pimpinan Nabi Palsu Ahmad Mushoddeq), diganti jadi Komar (Komunitas Millah Abraham), bulan Januari 2012 lalu mereka mendeklarasikan dengan nama ormas namanya Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara),” jelas beliau.

Beberapa tokoh yang belum mendapat hidayah kebenaran Islam pun ikut-ikutan antusias menjadi pendukung Gerakan Fajar Nusantara ini. “Ada juga tokoh-tokoh dan artis-artis yang ikut di dalamnya karena mereka tidak paham mungkin.

Dengan berkembangnya Gafatar hingga telah memiliki 24 DPD, maka Ustadz Abu Deedat menghimbau agar umat Islam untuk lebih waspada dan lebih jeli terhadap berbagai aksi dan kegiatan yang digalakkan oleh Gafatar ini.

“Jadi umat harus mencermati bahwa itu adalah aliran sesat seperti sebelumnya (Al Qiyadah dan Komar) hanya ganti nama saja. Sampai saat ini diperkirakan sudah ada 24 DPD Gafatar yang tersebar di Indonesia, pemerintah harus cepat tanggap menangani masalah ini jika tidak ingin ada gesekan dikemudian hari,” imbuh Ustadz Abu Deedat

Sebanyak Tiga Keluarga Dilaporkan Hilang

Sebanyak Tiga Keluarga Dilaporkan Hilang

Sebanyak Tiga Keluarga Dilaporkan Hilang

Petugas Polsek Kasihan menerima laporan orang hilang dari bapak Kemis (55 tahun) warga dusun Karangpule, Tirtonirmolo Kasihan Bantul, Selasa, 12 Januari 2016 pukul 09.00 Wib

Didepan petugas, Bapak Kemis menjelaskan bahwa anaknya bernama Reni Widiastuti (31 tahun) beserta suami dan dua orang anaknya hilang. Adapun nama suami yaitu Njang Januri (33 tahun) merupakan alumnus Universitas Islam Negeri (UIN), dan dua anaknya yaitu bernama Evina Buana Tungga (3 tahun) serta Kayla Safira Auliana Dewi (2 tahun).

Satu keluarga tersebut meninggalkan rumah pada akhir tahun 2015, diduga mereka pergi ke wilayah Kalimantan bergabung ke dalam organisasi Gafatar. Hal ini diketahui karena Reni pernah menelpon bahwa mereka sudah tiba di Kalimantan dengan selamat dan mereka juga pernah menyampaikan kepada keluarga bahwa akan masuk bergabung ke dalam organisasi Gafatar sebelum meninggalkan rumah. 

Nomor HP milik Njang Januri maupun Reni Widiastuti hingga saat ini sulit kami hubungi, keluh bapak Kemis kepada petugas.

Oleh karena itu saya melaporkan kejadian ini ke Polsek Kasihan dikarenakan akhir akhir ini marak diperbincangkan dimedia massa, bahwa Gafatar merupakan ajaran sesat, tutupnya.

Selain Keluarga tersebut, pada tanggal 7 Januari 2016, Polsek Kasihan juga mendapat laporan orang hilang atas nama Budi Kusdianto warga Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan Bantul. Budi Kusdianto pergi meninggalkan istrinya lalu mengirim pesan singkat yang berisi ingin mencari kehidupan baru untuk meningkatkan taraf hidupnya serta untuk Intropeksi diri. 

Budi Kusdianto diperkirakan pergi mengikuti organisasi Gafatar tersebut dikarenakan Budi Kusdianto telah menjadi anggota Gafatar 2 tahun yang lalu dan setelah menjadi anggota Gafatar Budi Kusdianto tidak pernah sholat dan kalo berbicara tegas dan seperlunya saja. 

Suami istri atas nama Pardiyana (31 tahun) dan Watini (30 tahun) warga Memayu Lor Rt 05, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul juga dilaporkan hilang. Mereka meninggalkan rumah sejak sejak bulan Nofember 2015.

Masih lagi Satu keluarga juga dilaporkan hilang masing masing yaitu Argiyana Nur Fardiyansyah (Suami, 31 tahun), Purwanti (Istri, 27 tahun) dan putrinya Shyngena Aurosa Shaqueela (1 tahun) warga Sonosewu Rt 12 Ngestiharjo, Kasihan Bantul juga telah dilaporkan hilang.

Atas kejadian tersebut Kapolsek Kasihan Kompol Suwandi mengumpulkan anggota Bhabinkamtibmas dan Intelkam untuk melaksanakan briefing dan memerintahkan untuk mendata orang hilang di kecamatan Kasihan, melakukan koordinasi dan pendekatan terhadap Organisasi Gafatar Serta Elemen Masyarakat Yang Menolak Akan Keberadaan Organisasi Gafatar, melakukan upaya deteksi dini tentang kegiatan Gafatar dan pihak pihak yang kontra terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi GAFATAR.

Serta mengedepankan Babinkamtibmas agar koordinasi dengan Dukuh maupun ketua RT desa binaannya tentang keberadaan organisasi GAFATAR dan pendataan bagi warga yang ikut dalam organisasi tersebut. (Sihumas Polsek Kasihan)

 
Top