peta prakiraan curah hujan DIY bulan Maret 2016 (BMKG DIY)
Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer, analisa data dan kondisi lokal DIY, maka diprakirakan curah hujan pada bulan Maret 2016 berkisar 153-412 mm dengan sifat hujan seluruh wilayah D. I. Yogyakarta bersifat Normal (N), bulan April 2016 curah hujan diprakirakan berkisar 104-295 mm dengan sifat hujan seluruh wilayah D.I Yogyakarta bersifat Normal (N), Mei 2016 curah hujan diprakirakan berkisar antara 32 – 213 mm dengan sifat hujan wilayah DIY sebagian besar bersifat Normal (N) sebesar 74.07 % dan sebagian kecil bersifat Bawah Normal (BN) berkisar 25.93 % . Dari hasil analisis curah hujan Januari 2016 di wilayah DIY curah hujannya berkisar 76-440 mm dengan sifat hujan sebagian besar berkisar Bawah Normal (BN) sebesar 70 %, Normal (N) sebesar 25.00% dan Atas Normal (AN) sebesar 5.00 %.



Prediksi La Nina/ El Nino berdasarkan prediksi indeks Nino3.4 untuk periode bulan Maret-Mei 2016 yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga cuaca dan iklim seperti BMKG (Indonesia), NCEP (USA), JAMSTEC (Jepang) dan BoM (Australia) menunjukkan kondisi yang berbeda-beda. Namun demikian, prediksi dari lembaga iklim dan cuaca tersebut menunjukkan bahwa indeks Nino akan mengalami peluruhan dari kategori El Nino moderat pada bulan Maret 2016, selanjutnya akan meluruh menjadi El Nino lemah pada bulan April 2016 dan berlanjut menjadi kategori normal pada bulan Mei 2016.



Prakiraan Curah Hujan Maret 2016 di Kabupaten Bantul :

151-200 mm   :  Sebagian kecil wilayah Sewon, Bambanglipuro dan Jetis. Sebagian wilayah Banguntapan, Piyungan sebagian besar wilayah Bantul
201-300 mm   : Sebagian Kabupaten Bantul
301-400 mm   : Sebagian kecil wilayah Bambanglipuro, Banguntapan dan Bantul. Sebagian besar wilayah Pandak, Kretek dan Pleret. Seluruh wilayah Srandakan


Prakiraan sifat hujan Maret 2016 Normal ( N ) 85-115 % di Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bantul.

Sementara prakiraan Curah Hujan untuk April 2016 :

101-150 mm   :  Sebagian kecil Bambanglipuro, Pandak, Pajangan dan Dlingo. Sebagian besar Pundong, Sewon dan Jetis. Seluruh Bantul
151-200 mm   : Sebagian kecil hingga seluruh kecamatan di Kabupaten Bantul kecuali Banguntapan
201-300 mm   : Sebagian kecil Sewon, Jetis dan Piyungan. Sebagian besar Pleret. Seluruh Banguntapan
Prakiraan sifat hujan April 2016 Normal ( N ) 51-84 % di Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bantul.

Prakiraan Curah Hujan Mei 2016 di Kabupaten Bantul :

21-50 mm       :  Sebagian kecil Srandakan, Pundong dan Jetis. Sebagian besar Sanden,  Pandak dan Bambanglipuro, serta seluruh Kretek
51-100 mm     : Sebagian kecil hingga seluruh kecamatan di Kabupaten Bantul kecuali Kretek
101-150 mm   : Sebagian kecil Banguntapan dan Dlingo
Prakiraan sifat hujan Mei 2016 :

Normal (N) 85-115 % di Sebagian kecil hingga seluruh kecamatan di Kabupaten Bantul kecuali Sanden dan Kretek
Bawah Normal (BN) 51-84 % di Sebagian kecil Srandakan dan Pundong, dan sebagian besar Pandak dan Bambanglipuro
Untuk gambaran serta data selengkapnya termasuk peta dari prediksi La Nina dan El Nino, dipole mode, suhu permukaan laut, distribusi curah hujan Maret-Mei 2016 serta analisis sifat hujan bulan Januari 2016, dapat membuka tautan berikut :
http://bkppp.bantulkab.go.id/data/hal/8/10/63/179-analisis-hujan-januari-prakiraan-hujan-maret-mei-2016

Sumber : BMKG DIY

Sinkronisasi Kegiatan BPTP Yogyakarta di Kab. Bantul

Bertempat di aula BKP3 Kab. Bantul, Selasa (01/03) lalu dengan mengundang pihak terkait dari Dinas Pertanian dan Kehutanan serta BKP3 Kab. Bantul, dan narasumber BPTP Yogyakarta, telah dilangsungkan acara Sinkronisasi Kegiatan BPTP di Kabupaten Bantul.

Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk sinkronisasi dan sosialisasi rencana kegiatan BPTP Yogyakarta tahun 2016 dengan instansi/lembaga terkait, serta untuk mendapatkan umpan balik untuk menjalin kerjasama dan pelaksanaan kegiatan tahun 2016

Kegiatan penelitian dan pengkajian teknologi pertanian dan disimenasi di Kab. Bantul yang akan dilakukan untuk 2016 adalah :

Peningkatan Kapasitas Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi PTT Padi di Kabupaten Bantul
Peningkatan Kapasitas Komunikasi, Koordinasi dan  Diseminasi Teknologi Budidaya Bawang  Merah dan Cabai Merah di Kabupaten Bantul
Kajian Teknologi Pengolahan Tahu Dengan Kedelai Varietas Unggul Baru
Pengkajian Teknologi Pengeringan dan Penyimpanan untuk Meningkatkan Mutu Bawang Merah
Pengkajian Teknologi Pasca Panen Jagung Untuk Peningkatan Mutu Melalui Introduksi Alat Pemipil
Kajian pengendalian OPT cabai merah dan bawang merah dengan konsepsi PHT di daerah endemik
Kajian pengelolaan bantuan alsintan pada program UPSUS di Daerah Istimewa Yogyakarta
Kajian penyebaran dan pengembangan varietas unggul baru padi di Daerah Istimewa Yogyakarta
Kajian pengembangan ternak sapi potong dalam memenuhi swasembada daging sapi di Yogyakarta
Kajian Pelaksanaan  Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi di DIY
Kajian pelaksanaan  Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) jagung di DIY
Pendampingan pengembangan (non) kawasan tanaman pangan komoditas padi
Pendampingan pengembangan kawasan hortikultura komoditas bawang merah dan cabai merah
Pendampingan pengembangan kawasan peternakan sapi potong
Model pengembangan pertanian bioindustri berbasis integrasi padi – sapi di DIY
Produksi benih sumber padi dan kedelai
(PM)

Panen Raya Padi oleh Menteri Pertanian serta Percepatan Tanam di Kab. Bantul

Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP. ketika memberikan sambutan pada panen raya di Argorejo, Sedayu
Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP., pada Selasa (01/03) lalu melakukan kunjungan kerja menyaksikan panen raya padi menggunakan peralatan pertanian modern berupa combine harvester, di Bulak Sundi Kidul, Desa Polaman, di lahan padi seluas 36  ha yang merupakan hasil kerjasama Kelompok Tani Argorejo, Sedayu, selain itu beliau juga melakukan dialog langsung dengan para petani Argorejo.

Diungkapkan Menteri Pertanian, produksi padi di Indonesia saat ini dikatakan meningkat meski pada 2015 hingga 2016 tengah dilanda fenomena iklim El Nino. Beliau memastikan jika pada 2016 ini  Indonesia tidak mengimpor beras karena beras sudah mulai melimpah, meskipun bulan Januari-Februari semestinya memasuki masa paceklik. Harga gabah menurutnya bisa terkendali karena pemerintah bisa mengendalikan impor beras.

Dengan adanya peningkatan produksi, Mentan juga berupaya memperpendek rantai pasok pangan. Untuk  itu BULOG diharapkan berperan dalam menstabilkan harga melalui pembelian gabah langsung dari petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Mentan berharap perbedaan harga di petani dengan harga di konsumen tidak terlalu tinggi. Beliau berpesan kepada Bupati Bantul serta BULOG untuk senantiasa mengarahkan dan mendampingi petani dalam usaha peningkatan produksi beras.

Diharapkan seusai panen dalam masa tanam 1 ini petani bisa langsung bergerak menuju masa panen 2. "Selesai panen harus langsung olah tanah dan langsung tanam, alat sudah kita berikan," demikian papar Mentan. Bantuan yang diberikan berupa 2 unit Combine Harvester untuk Gapoktan Argorejo, 1 unit Hand tractor untuk Kelompok Tani Polaman, 1 Unit Hand tractor untuk Babinsa, bantuan benih untuk 1000 ha wilayah Sedayu, serta perbaikan saluran irigasi tersier yang ada di Kawasan Desa Argorejo.

Pada panen raya ini, Mentan antara lain didampingi Bupati Bantul, Drs. H. Suharsono, kepala BKP3 Kab. Bantul, Ir. Pulung Haryadi, MSc., Kepala Dispertahut Kab. Bantul, Partogi Dame Pakpahan, BE., SE., M.Si,  serta Komandan Kodim 0729/Bantul, Letkol Inf. Agus Widianto.

Selain di Kabupaten Bantul, sebelumnya Menteri Pertanian juga mengunjungi beberapa kelompok tani di daerah Kebumen, Purworejo, dan Kulonprogo.

Adapun panen raya untuk keseluruhan wilayah di Indonesia diperkirakan terjadi pada Maret dan April dengan target mencapai 14,52 juta ton. Sedangkan tahun 2016 ini Kabupaten Bantul memiliki target untuk mencapai produksi sebesar 192.963 ton dengan luas tanam 30.211 ha.

 
Top