Selasa (01/03) yang lalu dilaksanakan kunjungan kerja Menteri Pertanian RI di Bulak Polaman, Argorejo, Sedayu. Acara ini merupakan salah satu tujuan rangkaian kunjungan kerja dari Kebumen, Purworejo, Kulonprogo dan Bantul.
Dalam arahannya Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman MP mengatakan bulan Januari – Februari ini produksi padi secara nasional melimpah ditandai dengan turunnya harga gabah. Untuk penurunan harga gabah ini Bulog diminta untuk mendampingi petani khususnya dengan membeli produksi dari petani untuk mencegah petani merugi karena harga jual yang rendah.
Menteri Pertanian berharap pada petani untuk melakukan percepatan tanam setelah panen dalam rangka mengejar sasaran tanam tahun 2016 dimana Kabupaten Bantul ditargetkan untuk luas tanam 30.211 ha dengan produksi sebesar 192.963 ton. Sasaran ini diharapkan dapat dicapai salah satunya melalui bantuan alat mesin pertanian seperti alat pengolahan tanah berupa traktor dan alat panen berupa combine harvester.
Dalam sambutannya Bupati Bantul Drs. H. Suharsono mengatakan luas lahan sawah di Kabupaten Bantul adalah sekitar 15.191 ha dengan pola tanam yang sangat beragam. Khususnya untuk tanaman padi terdapat tanam dan panen sepanjang tahun terutama pada lokasi yang beririgasi teknis maupun setengah teknis, upaya peningkatan produksi padi di Bantul difokuskan pada penerapan teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) yang terdiri dari sistem tanam jajar legowo, tanam iwir umur muda.
Dalam acara ini, Menteri Pertanian RI dan Bupati Bantul menyaksikan panen menggunakan combine harvester. Acara juga dihadiri oleh Dinas Pertanian DIY, BKPP DIY, BPTP DIY, BPS DIY, Bulog DIY, forkompinda Kabupaten Bantul, camat, Muspika dan gapoktan se kecamatan Sedayu. Gapoktan Argorejo, Sedayu merupakan gapoktan penerima kegiatan Pertanian Modern dari dana APBN 2016 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI seluas 100 ha dengan paket bantuan alsintan berupa combine harvester 2 unit, traktor roda 4 sebanyak 2 unit, handtraktor 5 unit, pompa 5 unit dan transplanter sebanyak 3 unit. Kegiatan ini juga memberikan pelatihan operasional alsintan kepada petani di Sragen bulan Januari yang lalu. (deSh)