Sebanyak 10 orang tamu yang terdiri dari anggota DPRD dan Staf Sekretariat Dewan Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Utara berkunjung di Bantul untuk study banding tentang Dana Desa.
Rombongan tamu yang diketuai oleh Ketua DPRD Kabupaten Nunukan H. Dani Iskandar tersebut diterma oleh Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Drs. Heni Purwanto, MM bertempat di Gedung Induk Lantai III, Senin (29/2).
Saat menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan Ketua rombongan tamu Dani Iskandar diantaranya menyampaikan bahwa Kabupaten Nunukan merupakan pemekaran dari Kabupaten Bulungan yang pada Tahun 2010 menjadi lima Kabupaten diantaranya Kabupaten Nunukan, Malinau, Tana Tidung, Tarakan dan Bulungan.
Wilayah Kabupaten Nunukan dengan luas 14.263 Km2 hanya berpendduduk 104.180 jiwa. Sebelum pemekaran Kabupaten Nunukan hanya sebuah wilayah perbatasan dengan Negara Malaysia yang kurang berkembang. "Setelah mandiri menjadi Kabupaten Nunukan menjadi serambi muka yang berbatasan langsung dengan Malaysia yang lebih maju dan tidak jauh ketinggalan dengan Negara tetangga tersebut." kata Dani Iskandar.
Pulau Ambalat, Pulau Ligitan dan Pulau Sebatik yang menjadi sengketa antaran tiga negara juga masuk di wilayah Kabupaten Nunukan.
Sementara Heni Purwanto dalam sambutan selamat datangnya menyampaikan bahwa saat ini Wilayah Kabupaten Bantul yang mempunyai wilayah Pantai sepanjang 13.5 km menjadi andalan wisata di Kabupaten Bantul dan menjadi sumber terbesar dalam menyokong PAD Kabupaten Bantul. Namun wilayahnya jauh lebih sempit dari pada Kabupaten Nunukan, yaitui sekitar 508 km2 dengan jumlah penduduk hampir satu juta jiwa.
"Namun dengan wilayah yang sempit dengan penduduk yang banyak tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi kreatif yaitu dengan menciptakan berbagai jenis kerajinan yang bernilai ekonomi sedang hingga bernilai tinggi. Makanya di Bantul terdapat beberapa sentra kerajinan seperti sentra kerajinan gerabah kasongan, pucung, kerajinan batik Wijirejo, Pjimatan, Wukirsari dan masih banyak yang tersebar di beberapa kecamatan dan sebagainya," kata Heni Purwanto.
Dalam sesi dialog pertanyaan seputar dana ADD di Kabupaten Bantul diantaranya dijawab oleh Agus Sulistyo dari Bagian Pemeritahan Desa yang menyampaikan bahwa dana ADD yang akan digelontorkan Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2016 sebesar 103,373 miliar rupiah. ADD terbesar diterima oleh Desa Bangunjiwo sebesar Rp. 21.366.544.000,- penerima terkecil adalah Desa Singosaren yaitu Rp. 527.581.000,-. "Besar kecilnya ADD yang diterima ini berdasarkan jumlah penduduk," kata Agus.
Nara sumber yang lain diantaranya dari PMD, DPPKAD dan dari Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul.
Kunjungan dilanjutkan menuju Desa Panggungharjo yang meraih juara I nasional pada lomba desa Tahun 2015. (Sit)
Dusun Cepoko, Bantul di canangkan jadi kampung KB
Pembangunan bukan hanya dalam bentuk fisik saja namun mental dan spiritual harus berjalan beriringan. Bila salah satu lebih ditutamakan sementara yang lain diabaikan akan terjadi ketidak harmonisan, hal tersebut dikatakan Bupati Bantul, Drs. H. Suharsono, saat pencanangan kampung KB di dusun Cepoko, Trirenggo, Bantul, Senin (29/2).Keluarga Berencana (KB) merupakan program nasional yang sangat terasa bagi kesejahteraan keluarga. Salah satu hakekat program tersebut untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk menuju kesejahteraan dan kualitas penduduk yang lebih baik. Senagaimana instruksi Presiden pada Rekernas Program Kependudukan, Program Keluarga dan keluarga Tahun 2015 untuk digerakkkan lagi program kampung KB. Juga Pencanangan Kampung KB Daerah Istimewa Yogyakarta di Kepatihan pada tanggal 2 Pebruari 2016, mengisaratkan kepada kita untuk melaksanakan KB “dari, oleh dan untuk masyrakat” diharapkan dari dusun nantinya sampai ke tingkat kabupaten
Sementara Kepala Badan Kesejaterahaan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKK, PP dan KB) Bantul, Drs. Djoko Sulasno Nimpuno, dalam laporannya mengatakan , sejak reformasi tahun 1998 dengan perubahan dari orde lama ke orde baru penerapan program pembangunan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 – 2010 meningkat sebesar 1,49 % atau 237 juta jiwa, dengan tingkat partisipasi masayarakat dalam KB sebesar 57 %, total angka kelahiran mencapai 2,6. Kondisi itu menyebabkan total kematian ibu melahirkan 229 per 100.000 orang pada tahun 2010. Diperkirakan angka kelahiran naik menjadi 359 per 100.000 pada tahun 2015.
Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang cepat juga harus dibarengi pembanguna kesejahteraan bila tidak akan menimbulkan gejolak sosial. Maka melalui program kampung KB diharapkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan 9 nawa cita presiden lebih besar yakni kesejahteraan dan meningkatkan kwalitas hidup.
Tujuan dari program kampung KB untuk menurunkan kematian ibu dan anak, meningkatkan usia perkawinan dini dengan pemahaman tentang reproduksi, menurunkan angka kemiskinan langsung dengan keluarga kecil sejahtera, meningkatkan kualitas hidup, menjaga dan menata kualitas lingkungan hidup (mw)
Bupati Baru Pimpin Apel Di Kompleks Pemda Setda Bantul
Bupati Bantul Drs. H. Suharsono bertindak sebagai Pembina Upacara dalam apel pagi hari Senin di kompleks Pemda Setda Parasamya Bantul. Ini adalah pertama kalinya Suharsono memimpin apel pagi tiap Senin setelah dilantik sebagai Bupati Bantul pada 17 Februari 2016 lalu. Peserta apel adalah PNS di lingkungan Setda Bantul serta PNS Dinas/SKPD/Instansi/Kantor di jajaran pemerintahan Bantul.Dalam memimpin apel, Suharsono mengenalkan diri dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta apel. “Saya ucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk memimpin Bantul. Dalam kesempatan ini saya akan memperkenalkan diri serta keluarga. Saya dan istri asli warga Bantul, saya asli dusun Beji, Sumberagung,Jetis. Sedangkan istri asli dari kecamatan Kretek. Anak saya dua, putra semua. Rumah yang saya tinggali di Jl. Parangtritis Km 6,5 Demangan, Bangunharjo, Sewon, Bantul,”jelas Suharsono saat memberikan ceramah di apel pagi Parasamya, Senin (29/02).
Sebelum menjadi Bupati Bantul, Suharsono pensiun dari Kepolisian yang menjabat sebagai Kabag PSI Ropers Polda Banten pada 2015 lalu. “Dalam keseharian saya membudayakan 4 (empat) hal yaitu disiplin, kerapian, kebersihan, dan sopan santun. Keempat hal tersebut selalu saya terapkan dalam kehidupan pribadi serta pekerjaan saya,”tambah Suharsono.
Bupati Drs. H. Suharsono mengajak seluruh PNS Bantul untuk membiasakan diri menerapkan 4 (empat) hal tersebut dalam kehidupan pribadinya juga pekerjaan. Jika dalam pekerjaan selalu membiasakan disiplin waktu, kerapian penampilan dan tempat kerja, kebersihan lingkungan kerja, serta sopan santun maka akan mendapat hasil yang baik bagi semua. Bupati juga berharap ada kegiatan pengajian rutin tiap seminggu sekali di Masjid Agung Manunggal Bantul. Selain itu juga diadakan olah raga tiap tiap bulan sekali yang diikuti seluruh PNS Bantul.
Menutup sambutannya, Suharsono berpesan,”Prinsip saya dalam bekerja adalah santai tetapi tanggung jawab. Pekerjaan yang merupakan tanggung jawab kita harus diselesaikan dengan baik. Marilah kita bersama mensukseskan pembangunan kabupaten Bantul dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.” (dw)