Polsek Pajangan mengamankan pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Pilkada Bantul tingkat PPK Pajangan bertempat di pendopo Kecamatan Pajangan, Jumat, 11 Desember 2015 pukul 08.00 Wib.
Rekapitulasi suara dihadiri oleh Kapolsek Pajangan AKP Riwanta, Sekcam Pajangan Bambang Yuliono, SE, Danramil 18/Pajangan Kapten Suyadi, Ketua PPK Pajangan Miftakhul Khasanah, Ketua Panwascam Pajangan Zandaru, para Ketua PPS serta para saksi dari kedua pasangan calon.
Adapun hasil Rekapitulasi untuk Desa Guwosari dengan DPT berjumlah 8.984, pemilih yang menggunakan hak suaranya 6.780. Perolehan suara Paslon 1 sebanyak 3.894 dan untuk Paslon 2 sebanyak 2.886 serta suara tidak sah sebanyak 433.
Desa Sendangsari dengan DPT berjumlah 8.765, pemilih yang menggunakan hak suaranya 6.846. Perolehan suara Paslon 1 sebanyak 3.970 dan Paslon 2 sebanyak 2.876 serta suara tidak sah 289.
Desa Triwidadi dengan DPT berjumlah 8.068, pemilih yang hadir dan menggunakan hak suaranya sebanyak 6.497. Perolehan suara Paslon 1 sebanyak 3.488 dan Paslon 2 sebanyak 3.009 serta suara tidak sah sebanyak 244.
Total Rekapitulasi PPK Kecamatan Pajangan untuk Pemilukada Kab. Bantul Tahun 2015, dengan jumlah DPT sebanyak 25.700, DPTb 1 sebanyak 3, DPPh sebanyak 64, DPTb 2 menggunakan KTP sebanyak 50, sehingga jumlah pemilih sebanyak 25.817.
Pengguna hak pilih (DPT) sebanyak 20.977, penguna hak pilih DPTb 1 sebanyak 1, pengguna hak pilih DPPh sebanyak 61, pengguna hak pilih sesuai DPTb 2 sebanyak 50 sehingga total pengguna hak pilih sebanyak 21.089.
Hasil perolehan suara PPK Kec. Pajangan untuk Paslon 1 Drs. H. Suharsono – H. Abdul Halim Muslih sebanyak 11.352 sedangkan untuk paslon 2 Hj. Sri Surya Widati – Drs. Misbakhul Munir, M.Si sebanyak 8.771. Jumlah suara sah calon sebanyak 20.123 dan jumlah suara tidak sah sebanyak 966 sehingga total pemilih dalam Pemilukada Kab. Bantul Tahun 2015 sebanyak 21.089.
Angka persentase partisipasi masyarakat Pajangan dilihat dari jumlah DPT, DPTb 1, DPPh dan DPTb 2 dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bantul Tahun 2015 ini sebanyak 81,69 %.
Selesai rekapitulasi selanjutnya kotak suara dikirin ke KPUD Bantul dikawal oleh anggota Polsek Pajangan dengan aman tertib. (Sihumas Polsek Pajangan)
Pajangan, Hutan Rakyat Bersertifikat Berbasis Budaya
Sabtu, 12 Desember 2015 jam 19.00 Wib Kanit Binmas Polsek Pajangan Iptu Muh. Sugeng menghadiri acara peresmian Kecamatan Pajangan sebagai daerah pengembangan hutan rakyat 900 Ha bersertifikat berbasis budaya oleh Gubernur DIY yang diwakili oleh Kepala Dinas Kehutanan bertempat di Pendopo Balai Desa Sendangsari Pajangan Bantul,
Lurah Sendangsari Muh. Irwan Susanto menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan oleh UMHR Wono Lestari dan AruPA, bekerjasama dengan Lembaga Ekolabel Indonesia dan Uni Eropa. Kegiatan ini bertujuan untuk mencanangkan hutan rakyat bersertifikat berbasis Budaya dan Memperkenalkan serta mengajak masyarakat umum yang lebih luas untuk menggunakan produk kayu hutan bersertifikat.
Kegiatan yang dilaksanakan pameran produk fotografi kehutanan, pentas band Yayasan SLB Bina Siwi, gelar Budaya Gejok Lesung Swara Mangungkung dari Mangir Kidul dan pentas teater rakyat sego gurih dengan bintang tamu Tejo.
Hari Minggu pagi dilaksanakan penanaman bibit pohon oleh anak-anak dan Karang Taruna di pingir sungai Progo serta lomba mewarnai untuk PAUD dan TK se Kec. Pajangan. Terakhir Ia menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemda. DIY, Pemda. Bantul, Kec. Pajangan dan seluruh pihak yang membantu terselenggaranya acara ini.
Aliansi Relawan Untuk Penyelamatan Alam (AruPA) Agus Budi Purwanto menyampaikan AruPA mempunyai misi terwujudnya masyarakat sipil yang berdaya secara ekonomi sosial politik untuk mewujudkan pengolahan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang adil, lestari, demokratis dan berkelanjutan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Disebut kecil karena hutan rakyat dikelola oleh masyarakat, menjadi besar karena dikelola secara berkelompok. Sertifikasi legal (SVLK) dan sertivikasi lestari (PHBML) merupakan upaya memperbesar kelompok yang kecil tadi. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan untuk mengawal dan mendesain kebijakan yang memungkinkan kayu rakyat yang bersertifikat dapat diserap dan dikelola oleh swasta maupun pengadaan Pemerintah.
Lembaga Ekolabel Indonesia diwakili Direktur LEI Bpk. Hery Yadi menyampaikan Lembaganya merupakan Lembaga yang mengembangkan ukuran-ukuran termasuk cara menilai sebuah hutan dikelola secara lestari dan termasuk didalamanya pengembangan sertifikasi legalitas (ketaatan Hukum dari sebuah usaha). Hutan rakyat yang lolos sertifikasi legal dilihat dari aspek ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya, aspek kelestarian di dalam pengelolaannya tidak merusak hutan dan bermanfaat untuk masyarakat lebih luas seperti penyedia air untuk masyarakat, ketiga aspek kelestarian sosial dalam pengelolaan hutan tidak saja berguna untuk diri sendiri namun berguna secara sosial untuk orang-orang disekitarnya. Ia berharap Pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Uni Eropa terus mendukung sertifikasi ini dan memberikan penghargaan kepada pencapaian ini. Terakhir Ia berharap dengan gelar Budaya ini masa depan hutan yang lebih baik, hutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat akan tercapai.
Sambutan Gubernur DIY yang disampaikan Ir. Sutarto mengatakan Kecamatan Pajangan sebagai daerah pengambangan hutan rakyat 900 Ha bersertifikat berbasis Budaya merupakan salah satu strategi kunci dalam pengembangan dan pembangunan sektor kehutanan serta berbasis kepada masyarakat lestari yang berbudaya dan kearifan lokal.
Atas nama Pemerintah DIY memberikan apresiasi positif dengan harapan mampu mewujudkan dan memperbaiki tata kelola kehutanan yang jauh lebih baik diseluruh wilayah DIY ini. Hutan mempunyai peranan yang penting dalam menyangga kehidupan dan menyediakan hasil-hasil hutan, kebutuhan pangan, ketersediaan air, sumber energi, penghasil oksigen, lekreasi, konservasi keaneka ragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan lainnya.
Pemanasan global diperlukan komitmen bersama seluruh komponen masyarakat internasional untuk mengatasinya dengan melesatarikan dan pemelihaaraan hutan dengan penanaman pohon. Kurun waktu 10 hingga 20 Tahun kedepan sektor kehutanan memasuki masa rehabilitasi dan konservasi untuk memulihkan sumber daya hutan secara lestari.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan kebijakan pengembangan, penanaman, pengelolaan hutan dengan mengoptimalkan keterlibatan aktif dari masyarakat hutan, masyarakat yang hidup dan kehidupannya tergantung pada sumber daya hutan. Masyarakat sebagai pelaku pengelolaan hutan bukan sebagai pengganggu, masyarakat diserahi tanggung jawab untuk memelihara merehabilitasi sekaligus manfaat dari hasil hutan, masyarakat turut dikenai tanggung jawab atau sanksi ketika hutan yang dikelolanya mengalami kerusakan. Untuk hal tersebut diperlukan peningkatan pengetahuan tenaga penyuluh kehutanan, para petani dan masyarakat hutan dalam bidang manajemen, pengelolaan dan pemasaran. Sehingga diharapkan masyarakat akan praktek-praktek pengelolaan hutan yang lebih baik, proses pemasaran, perijinan maupun cara-cara pemecahan masalah dan tantangan yang dihadapi. Pencanangan pengembangan hutan rakyat 900 Ha bersertifikat berbasis Budaya ini dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya serta bermanfaat untuk meningkatkan laju pembangunan yang sifatnya strategis dan berkelanjutan pada sektor kehutanan.
Acara dilanjutkan dengan peresmian Kec. Pajangan sebagai pengebangan hutan rakyat bersertifikat legal dengan ditandai pemberian sertifikat dari Dinas Kehutanan DIY kepada pelaku IKM Jakal (Sertifikat SVLK) Dedi Efendi dan PKM (Sertifikat SVLK) Bpk. Rumekso Setiadi serta pemberian kenang-kenangan dari IKM Jakal dan PKM kepada Ir. Sutarto. Penyerahan Sertifikat SVLK PHBML UMHR dari Ibu Diah kepada kelompok Wono Lestari dan pemberian kenang-kenangan sebaliknya.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Propinsi DIY Bpk. Ir. Sutarto mewakili gubernur DIY, Ketua MPA Lembaga Ekolabel Indonesia Ibu Dias, Direktur LEI Bpk. Hery Yadi, Aliansi Relawan Untuk Penyelamatan Alam (AruPA) Agus Budi Purwanto, Kepala Konsevari Sumber Daya Alam DIY, Kepala Balai Pengolahan Daerah Aliran Sungai DIY, Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan DIY, Kepala Pusat Pengolahan Ekoregional Jawa di DIY, Kasi tata Usaha Kayu Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Camat Pajangan Ibu Dra. Sri Kayatun, Iptu Muh. Sugeng mewakili Kapolsek Pajangan, Gapoktan Se Kec. Pajangan, BKP3 Kab. Bantul, BLH Kab. Bantul, Asosiasi Pemilik hutan Rakyat Gunung Kidul Bantul, Sleman, Boyolali, Jawa Timur dan Jawa Barat, UMKM dan IKM Dedi Evendi dan Rekso Setiadi, Lurah se Kec.Pajangan dan Kepala Dukuh se Kec. Pajangan. Peserta kegiatan sejumlah ± 350 orang.
Acara ditutup dengan pentas teater rakyat dengan bintang tamu Dimas Tejo dengan pengamanan anggota Polsek Pajangan. (Sihumas Polsek Pajangan).
Perpisahan KKN UII Di Dusun Mangir
Sabtu 12 Desember 2015 jam 20.00 Wib Kanit Sabhara Polsek Pajangan Ipda Suhirno beserta anggota amankan giat pentas orgen tunggal di rumah Kadus Henry Setiawan Dusun Mangir Kidul RT 02 Sendangsari, Pajangan.
Orgen Tunggal ini diselenggarakan oleh Kelompok KKN UII (Universitas Islam Indonesia) dalam rangka perpisahan dengan segenap warga Mangir Kidul yang dihadiri oleh Kadus Mangir Kidul, LPMD BPD dan segenap tokoh masyarakat.
Selama ± 35 hari mereka melaksanakan KKN dengan program utamanya yaitu perancangan master plan Desa wisata Mangir Kidul berikut pelatihan administrasinnya.
Ketua KKN Resi Dikrul Nugroho berharap bahwa program yang sudah disampaikan tersebut dilanjutkan dan diterapkan meskipun mereka sudah tidak ada disini, semoga program tersebut bermanfaat untuk masyarakat Mangir Kidul.
Penarikan KKN Mahasiswa Universitas UII ini direncanakan dilaksanakan pada hari Senin 14 Desember 2015 di Kec. Pajangan.
Sementara itu pentas orgen tunggal didatangkan dari Galur Kulon Progo dengan menampilkan artis artis yang dibanggakannya. Selain itu mahasiswa KKN juga menampilkan Band dari kelompoknya sehingga suasana malam itu sangat meriah hingga acara usai dalam keadaan aman tertib. (Sihumas Polsek Pajangan)
Operasi Katarak Gratis
Pagelaran Wayang Dalam Rangka Hut Emas GKJ Bopkri Bantul
Senin, 14 Desember 2015 pukul 20.30 Wib, dalam rangka memperingati HUT Emas GKJ Bopkri Bantul diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di komplek Gedung GKJ Bopkri Jalan MGR Soegiyopranoto Bantul dengan dalang Ki Seno Nugroho ini, mengambil lakon “Bangun Puro Kencono”.
Pagelaran seni wayang kulit dihadiri Ketua Majelis GKJ Bopkri Bantul Gunadi, Pendeta Triyono S.Th, serta jemaat gereja setempat sekitar 200 orang.
Pendeta Triyono STh yang mewakili pihak gereja mengucapkan selamat datang dan terimakasih kepada para undangan dan jemaat yang berkenan hadir menyaksikkan pagelaran wayang kulit. Triyono juga memberikan apresiasi kepada seluruh panitia atas terselenggaranya acara pada malam hari ini.
Sementara itu, selaku Ketua Majelis GKJ Bopkri Bantul Gunadi dalam sambutannya mengatakan wayang merupakan warisan budaya jawa yang adhiluhung yang perlu dilestarikan karena cerita dalam wayang mempunyai pesan moral yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis tokoh wayang oleh Pendeta Triyono STh kepada dalang Ki Seno Nugroho sebagai tanda dimulainya pagelaran wayang kulit.
Guna menciptakan situasi yang kondusif dan kelancaran pagelaran wayang, jajaran anggota Polsek Bantul melaksanakan pengamanan. (Sihumas Polsek Bantul)